Penelitian terhadap Neutrino
Neutrino banyak dihasilkan dalam reaksi-reaksi fusi. Pada matahari menghasilkan sekitar dua ratus triliun triliun triliun netrino setiap detik, sedangkan untuk supernova ( bintang yang meledak di akhir hayatnya) dapat menghasilkan neutrino 1000 kali lebih banyak dari neutrino di Matahari. Neutrino tidak berinteraksi dengan materi sehingga mereka bisa tembus berbagai benda termasuk tubuh kita. Lalu, sekitar 65 miliar neutrino dari matahari tiap cm kuadratnya tiap detik datang ke bumi.
Untuk mengetahui keberadaan neutrino, digunakan sebuah tangki berisi 100 ton tetrakloroetilena (semacam cairan pembersih). Dalam hal ini, neutrino mampu mengubah klor di dalam cairan ini menjadi radioaktif argon. Jadi, argon ini kemudian akan meluruh lagi menjadi klor dengan memancarkan elektron. Elektron inilah yang diamati oleh detektor (alat pendeteksi). Penelitian ini dilakukan oleh Davis di Homestake mines, South Dakota. Dirinya mencatat bahwa energi neutrino yang datang sekitar 0.81 megaelektronvolt.
Upaya
pengukuran massa neutrino juga pernah dilakukan oleh para peneliti di observatorium
Kamiokande Super di Jepang. Observatorium ini terletak 1.000 meter di bawah tanah di Tambang Mozumi
di daerah Kamioka Hida. Tangki yang digunakan untuk mendeteksi Neutrino berdiameter dalam 6 meter dan panjang sekitar 14 meter, letaknya 4850 kaki (sekitar 1,5 kilometer dibawah tanah). Tangki ini diletakkan dibawah tanah supaya klor yang ada dalam tangki tidak berinteraksi dengan partikel-partikel lain dari matahari, selain neutrino.
Detektor neutron yang digunakan antara
lain berupa tabung foto sebanyak 13.000 buah yang ditanamkan dalam tanah
pada kedalaman hingga 2 kilometer (km). Penelitian ini menemukan ukuran
neutrino yang juga disebut partikel ”titik”, yaitu sepersejuta massa
elektron atau di bawah dua elektron volt.
Selain itu, ada lagi peneltian yang bernama OPERA (Oscillation Project with
Emulsion-Racking Apparatus) yang dilaporkan peneliti di European
Organization for Nuclear Research (CERN) pada tahun 2011.
Dalam
penelitian itu dilakukan penembakan partikel neutrino menembus Bumi
dari CERN Swiss hingga ke Gran Sasso National Laboratory di Italia. Bila
ditarik garis lurus dari penampang Bumi, jaraknya mencapai 730 km
dengan kedalaman 1.400 meter. Penelitian selama tiga tahun itu bertujuan
mengukur waktu kedatangan 15.000 neutrino.
Mereka sempat
menyebutkan neutrino berkecepatan 299.798 km per detik, yaitu di atas
cahaya, yang 299.792 km per detik. Namun, hasil itu kemudian dikoreksi
karena ternyata saat pengukuran terjadi gangguan teknis pada salah satu
kabel di instalasi yang digunakan.
Penelitian ulang yang
dilakukan tim dari Imaging Cosmic and Rare Underground Signals (ICARUS)
di lokasi sama menunjukkan kecepatan neutrino sama dengan kecepatan
cahaya, tidak superluminal (lebih cepat dari cahaya).
Nah, dari penelitian diatas, para peneliti sudah berulangkali mencoba mendeteksi kecepatan dan massa dari neutrino. Penelitian inipun membuka dunia baru bagi astronomi. Dan bisa dikatakan, jika para ilmuwan sudah berhasil mendeteksi kecepatan dari neutrino, memungkinkan kecepatannya melebihi kecepatan cahaya dan mengalahkan teori relativitas Einstein. Wallahualam.
sumber
sumber2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting Ilham's Blog ! If you are a visitor, please leave a comment. Please give me the link or email in a comment.
If there is a broken link, a picture, or something in my blog, please tell me via chatbox or comment.
Please the comment doesn't contain elements of spam and SARA.